Apa yang kau tanam, adalah apa yang kau panen.
Dulu
Aku adalah petani yang buruk
Dengan bermodal hasrat
Dorongan kepemilikan hasil panen
Pada sebuah masa tua yang terasa belia
Apa yang bisa kutanam
Kubenamkan dalam tanah bebas
Tidaklah kurawat serta kujaga
Aku bertani asal ada hasil
Maka di sanalah aku
Terpuruk oleh hasil yang kotor
Kemudian
Akulah petani yang takut bertani
Digulung oleh hama penyesalan
Digerogoti gulma citra petani yang merusak
Petani yang menyakiti ladangnya dan berlalu pergi
Akulah petani yang takut bertani
Aku takut menyakiti bumi atas ladang taniku
Maka aku hanya bisa menjaga bumi dengan bodoh
Aku akan bertani jika aku benar siap sungguh bertani
Sekarang
Kulewati masa panjang menyepi kaca diri
Aku adalah petani yang siap bertani
Merawat pekerjaanku dengan keputusan
Sebuah komitmen dalam satuan waktu yang panjang
Memetik cinta, itulah aku bicara
Perihal umum yang tidak mudah
Dalam ikatan gravitasi
Bulan Sabit adalah kau yang mengakhiri ketakutanku
Bulan Sabit adalah keputusanku usai kaca diri
Maka akulah petani yang bertani untukmu seorang
Lalu aku menjadi tanah yang merawat benih-benih
Lalu aku menjadi luasan ladang yang menutupi bumi
Lalu aku menjadi bumi yang akan memanen tanganmu
Bumi yang meggandeng dan menjaga Rembulan
Tak lepas bersama hingga akhir zaman
Sebuah cerita Bumi dan Rembulan
Seorang petani di bawah terang Bulan Sabit.
No comments:
Post a Comment
komennya yang asik-asik aja ya frend...hhe.