Wednesday, 12 February 2014

PETANI DI BAWAH TERANG REMBULAN

Apa yang kau tanam, adalah apa yang kau panen.

Dulu
Aku adalah petani yang buruk
Dengan bermodal hasrat
Dorongan kepemilikan hasil panen
Pada sebuah masa tua yang terasa belia

Apa yang bisa kutanam
Kubenamkan dalam tanah bebas
Tidaklah kurawat serta kujaga
Aku bertani asal ada hasil

Maka di sanalah aku
Terpuruk oleh hasil yang kotor

Kemudian
Akulah petani yang takut bertani
Digulung oleh hama penyesalan
Digerogoti gulma citra petani yang merusak
Petani yang menyakiti ladangnya dan berlalu pergi

Akulah petani yang takut bertani
Aku takut menyakiti bumi atas ladang taniku
Maka aku hanya bisa menjaga bumi dengan bodoh
Aku akan bertani jika aku benar siap sungguh bertani

Sekarang
Kulewati masa panjang menyepi kaca diri
Aku adalah petani yang siap bertani
Merawat pekerjaanku dengan keputusan
Sebuah komitmen dalam satuan waktu yang panjang

Memetik cinta, itulah aku bicara
Perihal umum yang tidak mudah

Dalam ikatan gravitasi
Bulan Sabit adalah kau yang mengakhiri ketakutanku
Bulan Sabit adalah keputusanku usai kaca diri

Maka akulah petani yang bertani untukmu seorang
Lalu aku menjadi tanah yang merawat benih-benih
Lalu aku menjadi luasan ladang yang menutupi bumi
Lalu aku menjadi bumi yang akan memanen tanganmu

Bumi yang meggandeng dan menjaga Rembulan
Tak lepas bersama hingga akhir zaman

Sebuah cerita Bumi dan Rembulan
Seorang petani di bawah terang Bulan Sabit.

No comments:

Post a Comment

komennya yang asik-asik aja ya frend...hhe.