Tuesday, 28 January 2014

DIMENSIPASI

Ada sebuah dimensi yang berhenti
Digambarkan oleh jemari yang kasar mukanya
Debur yang mendobrak amat kuat sebelumnya
Dipecahkan keraguan  memecah lambungnya

Ada Rembulan berpangku di balik awan
Jauh di dasar, pungguk mengangkat dagu pada angkasa
Memadu ragu beralas niat menjemput harapan
Memainkan remah cemas gandum pujaan

Apa yang hangat disebut cinta selalu
Bermakna mendung oleh selimut yang takut
Pernyataan pembenaran, kebenaran milik Tuhan
Digoyang oleh ragu tentang pelanggaran norma

Adakah aku salah berpijak, mengejar tanah harapan
Lancang pada harta angkasa bermata terang
Padu madunya bersama benda angkasa
Pungguk yang merangsek jibaku lapis atmosfer

Ada sebuah dimensi yang masih beku
Inginku ke tanah harapan
Menjadi sebuah Bumi
Bergandeng Rembulan terpisah akhir zaman

Adakah sebuah dimensi sudi melihat,

Wednesday, 1 January 2014

SAJAK PENDAKIAN

Ladang, ladang, ladang
Lalu bukit angin menghempas kami
Dengan langkah kaki memijak

Akar-akar itu meranting bersilangan
Menaungi melorong sepanjang kami
Tanah basah melicinkan kaki-kaki

Jalur air megikis tanah sedalamnya
Membuka jalan bagi mata yang memandang
Mempertemukan kaki pada dada yang berat

Tanah teralu gembur dan licin
Jumpai batas satuan vertikal
Bertemu batas titik nadir fisik

Ruang terang menjawab asa penuh harap
Dengan duri melukai raga lalu rapuh
Sebuah ruang butuh kawanan kami

Maka inilah bukti nyata Tuhan

Maka inilah kami manusia yang tersenyum
Dengan tubuh remuk yang melepaskan leganya

Oleh puncak Gunung Burangrang








- Gn. Burangrang, 31/11/2013 - 01/01/2014