Ada sebuah dimensi yang berhenti
Digambarkan oleh jemari yang kasar mukanya
Debur yang mendobrak amat kuat sebelumnya
Dipecahkan keraguan memecah lambungnya
Ada Rembulan berpangku di balik awan
Jauh di dasar, pungguk mengangkat dagu pada angkasa
Memadu ragu beralas niat menjemput harapan
Memainkan remah cemas gandum pujaan
Apa yang hangat disebut cinta selalu
Bermakna mendung oleh selimut yang takut
Pernyataan pembenaran, kebenaran milik Tuhan
Digoyang oleh ragu tentang pelanggaran norma
Adakah aku salah berpijak, mengejar tanah harapan
Lancang pada harta angkasa bermata terang
Padu madunya bersama benda angkasa
Pungguk yang merangsek jibaku lapis atmosfer
Ada sebuah dimensi yang masih beku
Inginku ke tanah harapan
Menjadi sebuah Bumi
Bergandeng Rembulan terpisah akhir zaman
Adakah sebuah dimensi sudi melihat,
Tuesday, 28 January 2014
Wednesday, 1 January 2014
SAJAK PENDAKIAN
Ladang, ladang, ladang
Lalu bukit angin menghempas kami
Dengan langkah kaki memijak
Akar-akar itu meranting bersilangan
Menaungi melorong sepanjang kami
Tanah basah melicinkan kaki-kaki
Jalur air megikis tanah sedalamnya
Membuka jalan bagi mata yang memandang
Mempertemukan kaki pada dada yang berat
Tanah teralu gembur dan licin
Jumpai batas satuan vertikal
Bertemu batas titik nadir fisik
Ruang terang menjawab asa penuh harap
Dengan duri melukai raga lalu rapuh
Sebuah ruang butuh kawanan kami
Maka inilah bukti nyata Tuhan
Maka inilah kami manusia yang tersenyum
Dengan tubuh remuk yang melepaskan leganya
Oleh puncak Gunung Burangrang
- Gn. Burangrang, 31/11/2013 - 01/01/2014
Lalu bukit angin menghempas kami
Dengan langkah kaki memijak
Akar-akar itu meranting bersilangan
Menaungi melorong sepanjang kami
Tanah basah melicinkan kaki-kaki
Jalur air megikis tanah sedalamnya
Membuka jalan bagi mata yang memandang
Mempertemukan kaki pada dada yang berat
Tanah teralu gembur dan licin
Jumpai batas satuan vertikal
Bertemu batas titik nadir fisik
Ruang terang menjawab asa penuh harap
Dengan duri melukai raga lalu rapuh
Sebuah ruang butuh kawanan kami
Maka inilah bukti nyata Tuhan
Maka inilah kami manusia yang tersenyum
Dengan tubuh remuk yang melepaskan leganya
Oleh puncak Gunung Burangrang
- Gn. Burangrang, 31/11/2013 - 01/01/2014
Subscribe to:
Comments (Atom)