Dalam serambi bernaung malam
Aku menjamu menguntai kata
Berkata hati pada jemari yang bergerak
Merapal kata yang dipecah tombol-tombol
Apa yang salah tentang cinta
Bumi dan bulan bersama tanpa berucap
Apa yang salah tentang cinta
Yang tak terucap dalam perjumpaan
Bernaunglah di bawahku
Dari langit yang runtuh tiangnya
Dari panas yg membakar punggungku
Berlindunglah di belakangku
Dari angin yang hempaskan gunung
Berdiamlah dalam lingkarku
Dari dingin yang mencabik tulang
Kasih dan sayangku
Bagimu penunjuk jalan Tuhanku
Kaki dan tanganku
Bagimu saat sulit kau bangkit menopang
Sungguh penghormatanku padamu
Adalah satu-satunya norma
Apa yang salah tentang cinta
Sementara dibatasi norma penghormatan
Apa yang salah tentang cinta
Soal mengakhiri hidup bersama seorang wanita
Ini tanganku
Genggamlah kapan kau bisa
Aku tak akan melepasnya.
Monday, 17 February 2014
Wednesday, 12 February 2014
PETANI DI BAWAH TERANG REMBULAN
Apa yang kau tanam, adalah apa yang kau panen.
Dulu
Aku adalah petani yang buruk
Dengan bermodal hasrat
Dorongan kepemilikan hasil panen
Pada sebuah masa tua yang terasa belia
Apa yang bisa kutanam
Kubenamkan dalam tanah bebas
Tidaklah kurawat serta kujaga
Aku bertani asal ada hasil
Maka di sanalah aku
Terpuruk oleh hasil yang kotor
Kemudian
Akulah petani yang takut bertani
Digulung oleh hama penyesalan
Digerogoti gulma citra petani yang merusak
Petani yang menyakiti ladangnya dan berlalu pergi
Akulah petani yang takut bertani
Aku takut menyakiti bumi atas ladang taniku
Maka aku hanya bisa menjaga bumi dengan bodoh
Aku akan bertani jika aku benar siap sungguh bertani
Sekarang
Kulewati masa panjang menyepi kaca diri
Aku adalah petani yang siap bertani
Merawat pekerjaanku dengan keputusan
Sebuah komitmen dalam satuan waktu yang panjang
Memetik cinta, itulah aku bicara
Perihal umum yang tidak mudah
Dalam ikatan gravitasi
Bulan Sabit adalah kau yang mengakhiri ketakutanku
Bulan Sabit adalah keputusanku usai kaca diri
Maka akulah petani yang bertani untukmu seorang
Lalu aku menjadi tanah yang merawat benih-benih
Lalu aku menjadi luasan ladang yang menutupi bumi
Lalu aku menjadi bumi yang akan memanen tanganmu
Bumi yang meggandeng dan menjaga Rembulan
Tak lepas bersama hingga akhir zaman
Sebuah cerita Bumi dan Rembulan
Seorang petani di bawah terang Bulan Sabit.
Dulu
Aku adalah petani yang buruk
Dengan bermodal hasrat
Dorongan kepemilikan hasil panen
Pada sebuah masa tua yang terasa belia
Apa yang bisa kutanam
Kubenamkan dalam tanah bebas
Tidaklah kurawat serta kujaga
Aku bertani asal ada hasil
Maka di sanalah aku
Terpuruk oleh hasil yang kotor
Kemudian
Akulah petani yang takut bertani
Digulung oleh hama penyesalan
Digerogoti gulma citra petani yang merusak
Petani yang menyakiti ladangnya dan berlalu pergi
Akulah petani yang takut bertani
Aku takut menyakiti bumi atas ladang taniku
Maka aku hanya bisa menjaga bumi dengan bodoh
Aku akan bertani jika aku benar siap sungguh bertani
Sekarang
Kulewati masa panjang menyepi kaca diri
Aku adalah petani yang siap bertani
Merawat pekerjaanku dengan keputusan
Sebuah komitmen dalam satuan waktu yang panjang
Memetik cinta, itulah aku bicara
Perihal umum yang tidak mudah
Dalam ikatan gravitasi
Bulan Sabit adalah kau yang mengakhiri ketakutanku
Bulan Sabit adalah keputusanku usai kaca diri
Maka akulah petani yang bertani untukmu seorang
Lalu aku menjadi tanah yang merawat benih-benih
Lalu aku menjadi luasan ladang yang menutupi bumi
Lalu aku menjadi bumi yang akan memanen tanganmu
Bumi yang meggandeng dan menjaga Rembulan
Tak lepas bersama hingga akhir zaman
Sebuah cerita Bumi dan Rembulan
Seorang petani di bawah terang Bulan Sabit.
Subscribe to:
Comments (Atom)