Thursday, 30 October 2014

MAKSUD BENCANA

Dan, kutemukan aku, siang ini duduk di depan sebuah pohon besar. Banyak orang di sekitarnya. Larut dalam kemasing-masingan dunianya. Padahal duniaku dan mereka, satu.

Ada ibu yang berdua dengan anaknya.

Ada cinta yang bermanis berdua.

Ada beberapa berkumpulan dengan kawanannya.

Ada kesendirian yang bermadu dengan bacaannya.

Tidaklah kami bersama, tidaklah kami saling mengenal, lalu apa yang bisa menyatukan kami?

Adalah musuh bersama.

Maka.

Beri kami bencana.

SENDIRIAN

Sendirian, semudah kontemplasi di kegelapan yang terang

Sendirian, sesulit berdiri sepi di hiruk pikuk keramaian

Sendirian, semudah kata rindu lalu berkata ingin pulang

Sendirian, serumit cinta yang bertikai dalam peraduan

Sendirian, semudah bui menerima dosa di pengasingan

Sendirian, serumit rasa yang mesti peka untuk larut di penjiwaan

Sendirian, lalu sesederhana mereka yang sendiri teralu ingin berduaan

Sendirian, sesulit yang sendiri dalam kontemplasi, mestikah berduaan?
Sesulit yang sendiri dalam kontemplasi, siapkah berduaan?