Thursday, 4 July 2013

MONOLOG

Duhai hati, duhai jiwa
Apa yang kau pikirkan di dalam?
Seolah resah namun berpaku bisu
Tak berkabar padaku, induk semangmu

Sepikah kiranya dalam lubuk itu?
Tak berkawan tak berisi
Maka bicaralah padaku tentang dilema
Kontradiksi apalagi pun kabarkan

Peluang sebuah kemungkinan
Sang aduhai hatiku pun berkabar

Duhai engkau, peraduanku, semangku
Sungguh aku sedang tak menentu
Jangan kau ada paradigma
Sedikitpun aku tidaklah merana

Jika ini soal cinta, polemik klasik
Aku hanya sedang menunggu
Apa yang kalian manusia sebut anugerah
Dari Tuanku Tuanmu, Sang Maha Perkasa

Maka usahlah kau risaukan aku, semangku
Mentari senja bersinar begitu hangat
Kian mendekap kita antara dingin dunia
Kelambu ternyaman sejagat raya

ialah kawan yang berjalan  bersama kita
Hingga tua, dan kembali muda pada abadinya
Sambut dan jagalah mereka
Dengan segudang perjamuan paling istimewa

Cinta akan datang dan haram tersiakan
Sebagaimana kawan haram pengkhianatan
Sambut dan jaga kawananmu, semangku
Semangku

Maka hati duhai jiwa, dengarlah

Inilah jawabku

Oke!





Sukamiskin, 07:18 - 4/7/13