Pernah kertas-kertas
Pada suatu masa dibasahi tinta-tinta
Prosa-prosa cerita cinta
Atau cerita hidup
Maka kubaca
Manusia kadang membatin dalam diri
Bertentang peperang
Melawan dualisme setan pikiran
Kubu mendua, genderang murka
Mengisah awang Baratayuddha
Dualisme kisah Mahabratha
Antara Pandawa dengan Kurawa
Tentu ada mati ada hidup
Tinta-tinta prosa mengisah
Akan eksistensi dualisme perang batin manusia
Hal semacam kecamuk meranggas jiwa
Retas pilu merundung pilih
Maka kubaca
Ada tiga sosok Panakawan
Tentang Gareng sang mata pandang lain sudut
Bangkang ngeyel tanya dasar Mas Bagong Panakawan
Koncoku Petruk, ringan hidup melawan kecam pedas kepedihan
Maka layanilah Mbah Kung Semar setinggi-tingginya
Semarkan dirimu sebagai bijak yang mengatur kemunculan Panakawan jiwamu
Melangkah jejak, memijak lewati Baratayuddha dualisme
Memadam api suluhan terundung pilih
Maka kubaca
Kemudian aku menjelma Semar